ANEKA MITOS SEPUTAR KEHAMILAN. Biasanya begitu kita hamil,
muncullah aneka “nasehat” yang berbau anjuran dan larangan. Tidak boleh
ini, harus itu, dan sebagainya. Padahal, seringkali itu cuma mitos
belaka.
“Wah, bayimu pasti perempuan. Soalnya, sejak hamil kamu jadi senang
berdandan. Dulu mbakyumu juga begitu. Pokoknya, tebakan Ibu nggak pernah
meleset, deh!” kata seorang wanita baya tentang calon cucunya.
Ternyata tebakannya memang benar. Yang lahir seorang bayi wanita mungil
dan cantik. “Tuh, benar, kan, kata Nenek. Kamu memang sudah kelihatan
perempuan sejak dalam kandungan ibumu,” tutur sang nenek bahagia sambil
menggendong cucunya.
Benarkah bahwa ibu hamil yang senang bersolek pertanda ia bakal
melahirkan bayi perempuan? Sementara ibu hamil yang cenderung malas dan
emoh berdandan pasti akan melahirkan bayi lelaki?
Secara medis, tentu saja hal itu tak ada kaitannya. Karena yang
menentukan bayi itu laki-laki atau perempuan adalah sperma ayah. Tapi,
namanya juga mitos, sah-sah saja berlaku di tengah masyarakat. Yang
jelas, mitos ini berkembang dari mulut ke mulut dan akhirnya cenderung
dipercaya sebagai sebuah kebenaran.
Toh kita tak bisa percaya begitu saja. Setiap larangan atau anjuran,
tetap harus ada alasannya. Apalagi zaman sekarang ini kita bisa
mengkonsultasikan masalah kehamilan dengan dokter atau bidan. “Ibu muda
tidak akan menemukannya di buku atau kamus,” tutur dr. Judi Januadi
Endjun, Sp.OG, dari RSPAD Gatot Subroto.
Nah, apa saja mitos-mitos yang biasa kita dengar dan bagaimana penjelasannya secara akal sehat dan juga medis?
mitos kehamilan ~ BERKAITAN DENGAN PERILAKU
* Wanita hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu. Tentu saja tak demikian. Itu cuma takhayul saja. Tapi, yang perlu
diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak
bisa dibenarkan.
* Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut karena akan
menyulitkan proses persalinan. Sulitnya persalinan tentu saja bukan
ditentukan hal itu. Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada
3P (power, passage, passanger). Proses persalinan bisa berjalan lancar
jika ketiga komponen tersebut dalam kondisi baik. Ukuran bayi
(passanger) tak terlalu besar agar bisa melalui jalan lahir (passage).
Didukung oleh konstraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga mampu
membuka jalan lahir.
* Harus memakai tali/benang warna hitam melingkari perut di atas rahim
agar bayi dalam kandungan tak naik lagi letaknya sehingga proses
persalinan bisa berjalan lancar.Agar dipahami dengan jelas, letak bayi
mengalami tahapan-tahapan. Kepalanya akan masuk ke rongga panggul
menjelang dan pada saat proses persalinan.
* Ibu hamil disarankan memasang gunting kecil atau pisau kecil pada
pakaian dalam agar janin terhindar dari marabahaya.Yang bahaya justru
bila gunting atau pisau kecil itu menusuk kulit ibu. Betul, kan?
* Menyematkan kantung kecil bersisi paku atau bawang putih pada pakaian
dalam agar terhindar dari gangguan kuntilanak.Wah, yang ini, jelas-jelas
takhayul. Salah-salah paku tersebut dapat melukai ibu.
* Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang
dikandungnya tak terlilit tali pusat.Ini pun jelas mengada-ada karena
tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim.
Penjelasan secara medis, seperti diterangkan dr. Judi, hiperaktivitas
gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya
terlalu aktif. Jadi, tak heran bila ada anjuran agar ibu hamil sudah
mengambil cuti sebulan menjelang persalinan. Diharapkan ibu tak terlalu
lelah, agar hal-hal yang tak diharapkan tak terjadi menjelang
persalinan. Dan bisa mempersiapkan segala keperluan untuk bayi dan ibu
sendiri.
* Agar persalinan lancar, pada Upacara 7 Bulanan, calon ibu dan calon
ayah diminta meloloskan ikan/belut melalui kain sarung yang dikenakan
ibu. Jika ikan/belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda
persalinan bakal lancar. Tentu saja itu tak benar. Karena, seperti sudah
disebutkan di atas, lancar-tidaknya sebuah proses persalinan tergantung
pada berat janin, tenaga mengejan si ibu, dan jalan lahir. Jika
semuanya saling mendukung, bisa ditebak pasti lancar.
* Jika mengendurkan semua tali yang ada di rumah, persalinan akan
berjalan lancar. Yang ini juga tak masuk akal. Yang benar, jika ibu
menggunakan pakaian longgar (tanpa tali-tali yang mengikat), ia akan
merasa lebih nyaman. “Sehingga kenyamanan tersebut membuatnya bisa
rileks menjalani kehamilan dan menyambut kelahiran,” kata dr. Judi.
* Tabu jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir. Ah,
yang benar saja. Alangkah repotnya jika semua perlengkapan baru dibeli
saat si kecil sudah lahir. Yang pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi,
yang disiapkan hanya hal-hal yang benar-benar diperlukan dalam jumlah
secukupnya.
* Jika ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir, berjenis
kelamin perempuan.Ini tak sepenuhnya benar. Memang, bawaan ibu hamil
berbeda-beda. Ada yang lebih suka berdandan agar terkesan rapi. Ada yang
malas bersolek karena perut gendutnya sudah cukup membuatnya repot dan
kegerahan.
Yang jelas, laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika
kromosom X dari sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur
ibu, maka bayinya dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari sperma
ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur, maka bayinya laki-laki.
* Jika bentuk perut ibu selama hamil meruncing, ia akan melahirkan bayi
lelaki. Sementara jika bundar, yang akan lahir bayi perempuan. Ah, yang
ini sih cuma kata nenek saja. Pada kehamilan pertama, perut cenderung
membulat di atas. “Karena otot-otot dinding perut masih kuat sehingga
mampu menyangga rahim,” papar dr. Judi. Sedang pada kehamilan berikutnya
yang bertambah besar dan berat cenderung turun ke bawah. Ini disebabkan
otot-otot dinding perut sudah mulai kendor dan tak terlalu baik
menyangganya.
Bisa juga disebabkan posisi bayi. “Jika melintang, bisa dipastikan perut
ibu melebar ke samping,” kata dr. Judi. Begitu pun jumlah cairan ketuban. Jika jumlahnya banyak, perut pun kelihatan lebih besar.
* Saat hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan
mengangkat. Konon jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di
leher bayi.Yang benar, mengangkat barang-barang berat tentu saja tak
dianjurkan bagi ibu hamil. Dikhawatirkan jika ia terlalu lelah, akan
mempengaruhi janin dalam perutnya.
* Ibu hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak
besar. Tentu saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan dengan
piring besar membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga akhirnya ia
makan berlebihan. Dan tentu saja ini tak baik, karena akan membuat bayi
terlalu besar.
Cara makan yang baik bagi ibu hamil adalah sedikit-sedikit tapi sering serta mengandung makanan 4 sehat 5 sempurna.
* Tak boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir si bayi
mungil.Ini juga tak masuk akal. Mungil atau tidaknya bibir, juga bentuk
mata, alis, hidung, bentuk wajah, rambut, dan sebagainya, akan mengikuti
ayah atau ibunya. Atau kombinasi keduanya. Bahkan, dapat saja wajah
atau rambut bayi mengikuti kakek-neneknya. Yang jelas, Tuhan tak pernah
membuat dua manusia yang mirip seratus persen.
mitos kehamilan ~ BERKAITAN DENGAN MAKANAN / MINUMAN
* Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per
hari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan
lancar.Lo, kok, minum minyak? Minyak itu, kan, digunakan untuk
menggoreng. Entah itu tempe atau kerupuk. Jangan percaya ah! Semua unsur
makanan akan dipecah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam
lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
* Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Sebenarnya, yang
menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor
keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika
terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu
hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik. Begitu, bukan?
* Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis. Bayi yang baru
saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah.
Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena
aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
* Jangan makan buah stroberi,
karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi. Ini jelas omong
kosong. Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang
perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit
perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di
jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment