Landasan Teori Tegangan Permukaan

laporan tegangan permukaan

Modul 3
TEGANGAN PERMUKAAN

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu, untuk :
Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
Menggunakan alat-alat unutk penentuan tegangan permukaan
Menentukan tegangan permukaan dan tegangan antar muka zat cair
Menentukan harga Konsentrasi Misel Kritis (KMK)

MONOGRAFI SURFAKTAN
Tween 80
Tween 80 ini merupakan salah satu surfaktan yang biasanya digunakan dalam pembuatan sediaan emulsi.
Pemerian :
Warna : putih bening atau kekuninga
Rasa : sedikit berasa seperti basa
Bau : bau khas
Bentuk : cairan seperti minyak
Kelarutan :
- Larut dalam etanol dan air
- Tidak larut dalam minyak mineral dan minyak nabati.
pH larutan : 6-8 untuk 5% zat (w/v) dalam larutan berair
Stabilitas :
- Stabil bila dicampurkan dengan elektrolit, asam lemah dan basa lemah
- Pereaksi saponifikasi terjadi jika dilakukan penambahan basa kuat/ asam kuat


Inkompatibilitas :
- Perubahan warna atau pengendapan dapat terjadi dengan berbagai bahan, terutama fenol, tanin
LANDASAN TEORI
Tegangan permukaan
Banyak Fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapifenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya teganganpermukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan denganteliti misalnyatetes-tetes zat cair pada pipa kran yang bukan sebagai suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan zat cair yangterapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanyagaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cairdengan bahan lain.
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.

Metode Pengukuran Tegangan Permukaan
Pengukuran tegangan permukaan atau tegangan antar muka



Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

Sudut kontak air dan pipa kapiler

Dengan metode pipa kapileryaitu dengan mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya denganmemakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalampermukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggiantertentu.

Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Pada percobaan tegangan permukaan atau antar muka ini metode yang digunakan yakni tensiometer Du-Nouy dimana Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Untuk penentuan tegangan permukaan saja dapat menggunakan metode kenaikan kapiler. Sedangkan Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.

Perhitungan tegangan permukaan dengan metode Du Nouy :
Y= (Skala yang terbaca (dyne))/(2 x keliling cincin) X Faktor Koreksi

Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul.
Zat terlarut (Solut)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan caiaran membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan. Zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

Struktur surfaktan secara 3 dimensi

Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrofobik) . Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas ataupun cair/cair (yang tidak saling bercampur).


Surfaktan akan selalu berapa pada antarmuka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil > lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antarmuka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil < lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antarmuka.
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air.
Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (KMK) .

Misel pada tipe emulsi m/a Misel pada tipe emulsi a/m
Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari molekul-molekul surfaktan membentuk misel. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai KMK, untuk deret homolog surfaktan rantai hidrokarbon, nilai KMK bertambah 2x dengan berkurangnya satu atom C dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai KMK dan juga memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan nilai KMK surfaktan ion. Penurunan KMK hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar konsentrasinya makin turun KMK-nya.Secara umum misel dibedakan menjadi dua, yaitu: struktur lamelar dan sterik seperti telihat pada gambar dibawah ini:

Sterik Lamela
Titik dimana suatu zat telah terbentuk missel, dapat dilihat dari grafik yang mulainya menurun sampai terbentuk grafik yang konstan.


Grafik konsentrasi misel kritik (KMK)







Fungsi surfaktan
Menurunkan tegangan permukaan

Adanya surfaktan pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat cair dan udara meningkat, sehingga tegangan permukaannya menurun. Tetapi surfaktan menurunkan tegangan permukaan sampai Konsentrasi Misel Kritik (KMK).
Meningkatkan kelarutan suatu zat
Dengan adanya surfaktan tegangan antar muka dua zat cair yang tidak bercampur akan menurun, akibatnya gaya adhesi antara dua zat cair meningkat dan kelarutannya pun meningkat.
Sebagai pembasah (wetting agent)

Surfaktan dapat betindak sebagai pembasah, karena dapat menurunkan sudut kontak antara permukaan padat dan cairan pembasah. Semakin kecil sudut kontak artinya semakin mudah dibasahi.



Sebagai Emulgator (Emulsifying agent)

Emulgator dapat menstabilkan suatu sediaan emulsi (campuran air dan minyak). Surfaktan membuat jembatan antara air dan minyak, sehingga air atau minyak dapat terdispersi dalam fase pendispersinya.

Sebagai detergent
Surfaktan dapat berperan sebagai detergen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran. Proses pembersihan oleh detergen diawali oleh proses pembasahan kemudian pengemulsian atau pelarutan partikel kotoran.
ALAT DAN BAHAN
Alat
- Tensiometer Du Nouy
Gelas kimia 100 ml
Timbangan
Pipet tetes
Cawan petri
Gelas ukur 100 ml
Bahan
Aquadest
Tween 80
Minyak kelapa (coconut oil)
PROSEDUR KERJA
Menentukan tegangan permukaan air dan minyak nabati .















Menentukan Konsentrasi Misel Kritik (KMK) dari tween 80.


Dibuat dengan konsentrasi:
(0 |0,2|0, |0,6|0,8|1,0|2,0|4,0|6,0|8,0|10,0)gram Tween 80

100ml air




















HASIL PENGAMATAN
Tabel antara konsentrasi surfaktan dan gaya (F)
Konsentrasi Tween 80 F
0 2,1
0,2 2
0,4 1,9
0,6 1,8
0,8 1,7
1 1,6
2 1,5
4 1,2
6 1
8 0,65
10 0,65

Tabel antara konsentrasi surfaktan dan Tegangan Permukaan (γ)

Konsentrasi Tween 80 γ
0 72,8
0,2 69,333
0,4 65,867
0,6 62, 4
0,8 58,933
1 55,467
2 52
4 41,6
6 34,666
8 22,533
10 22, 533

PERHITUNGAN
Skala yang terbaca pada tensiometer du nouy sebanding dengan gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup dalam zat cair (F).
Penentuan faktor koreksi
Dik : γ air = 72, 8 dyne/cm
F = 2, 1 dyne
r cincin = 3 cm
kel. Lingkaran cincin = 2 x 2πr
= 2 x 2.22/7.3
= 37, 714 cm
Dit : faktor koreksi = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
72, 8 = 2,1 / 37, 714 x Faktor koreksi
2745, 58 = 2, 1 Faktor koreksi
Faktor koreksi = 2.745, 8 / 2,1
= 1.307, 42

Perhitungan Tegangan Permukaan Minyak
Dik : F = 2, 35 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 2,35 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 81, 467 dyne/cm.

Penentuan tegangan antarmuka air dan minyak
Dik : F = 1,5 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42

Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,5 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 52, 000 dyne/cm.
Perhitungan tegangan permukaan tween 80
Konsentrasi 0 gr/100 ml
Dik : F = 2, 1 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 2,1 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 72, 8 dyne/cm.
Konsentrasi 0,2 gr/100 ml
Dik : F = 2 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 2 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 69, 333 dyne/cm.
Konsentrasi 0,4 gr/100 ml
Dik : F = 1,9 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,9 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 65, 867 dyne/cm.

Konsentrasi 0,6 gr/100 ml
Dik : F = 1,8 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?

γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,8 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 62, 400 dyne/cm.
Konsentrasi 0,8 gr/100 ml
Dik : F = 1,7 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,7 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 58, 933 dyne/cm.
Konsentrasi 1 gr/100 ml
Dik : F = 1,6 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,6 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 55, 467 dyne/cm.
Konsentrasi 2 gr/100 ml
Dik : F = 1,5 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1,5 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 52, 000 dyne/cm.
Konsentrasi 4 gr/100 ml
Dik : F = 1, 2 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1, 2 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 41, 600 dyne/cm.
Konsentrasi 6 gr/100 ml
Dik : F = 1 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 1 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 34, 666 dyne/cm.
Konsentrasi 8 gr/100 ml
Dik : F = 0, 65 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42
Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 0, 65 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 22, 533 dyne/cm.
Konsentrasi 10 gr/100 ml
Dik : F = 0, 65 dyne
Kel. Lingkaran = 37, 714 cm
Faktor koreksi = 1. 307, 42

Dit : γ = ?
γ = F/4πr x factor koreksi
= 0, 65 / 37, 714 x 1. 307, 42
= 22, 533 dyne/cm.

GRAFIK
Grafik antara konsentrasi (X) dan tegangan permukaan (Y)


Grafik antara konsentrasi dan tegangan permukaan













PEMBAHASAN
Tegangan Permukaan Air dan Minyak Nabati (coconut oil)
Tegangan permukaan merupakan tahanan atau gaya yang diperlukan oleh zat untuk mengimbangi gaya kohesi antar molekul zat dari gaya terhadap zat lain dipermukaan. Pada percobaan kali ini digunakan air dan minyak nabati untuk diuji tegangan permukaannya. Setelah dilakukan percobaan, tegangan permukaan air adalah 72, 8 dyne/cm . Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya yang bekerja antara air dan udara yang sejajar permukaan zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi antara molekul air di bagian dalam adalah 72, 8 dyne/cm. Sedangkan pada minyak tegangan permukaan yang didapat adalah 81, 467 dyne/cm. Tegangan permukaan minyak ini menunjukkan bahwa gaya yang bekerja antara minyak dan udara yang sejajar permukaan minyak untuk mengimbangi gaya kohesi antara molekul minyak di bagian dalam adalah 81, 467 dyne/cm. Berdasarkan literature tegangan permukaan air seharusnya lebih besar daripada minyak, karena berat jenis air lebih besar daripada minyak. Berat jenis air 1000 kg/m3 sedangkan bobot jenis minyak kelapa adalah 800 kg/m3. Berat jenis akan sebanding dengan tegangan permukaan, sesuai dengan rumus :



Dilihat dari rumus diatas, maka tegangan permukaan memang sebanding dengan bobot jenis larutan. Hasil percobaan menunjukkan adanya penyimpangan, hasil percobaan menunjukkan tegangan permukaan minyak lebih besar daripada air. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya saat penggunaan alat pemutar skala.

Tegangan Antarmuka Air dan Minyak
Tegangan antarmuka adalah gaya yang bekerja pada antarmuka cairan yang tidak saling bercampur. Tegangan antarmuka lebih kecil daripada tegangan permukaan, hal tersebut terjadi karena gaya adhesi antara dua fase zat cair yang tidak bercampur adalah lebih besar. Pada percobaan kali ini, air dicampur dengan minyak nabati. Ketika dihitung, tegangan permukaannya didapat adalah 52 dyne/cm. setelah dibandingkan dengan tegangan permukaan air dan minyak didapat tegangan antarmuka memang lebih kecil daripada tegangan permukaan. Tegangan permukaan air adalah 72, 8dyne/cm sedangkan tegangan permukaan minyak adalah 81, 467 dyne/cm. hasil percobaan sesuai dengan literature, yaitu tegangan antarmuka lebih kecil daripada tegangan permukaan.

Pengaruh Zat Terlarut Terhadap Gaya (F)
Pada percobaan ini digunakan metode tensiometer Du Nouy untuk menentukan tegangan permukaan. Seiring dengan kenaikan zat terlarut, maka viskositasnya akan semakin tinggi dan gaya yang diperlukan untuk melapaskan cincin yang tercelup dalam zat cair semakin besar. Tetapi pada percobaan ini digunakan surfaktan yaitu tween 80 sebagai zat terlarut. Surfaktan adalah suatu senyawa yang amphifil yaitu memiliki gugus yang polar dan gugus yang non polar. Pada permukaan air, bagian polarnya akan mengarah ke air, sedangkan bagian yang non polar akan mengarah ke udara. Hal tersebut menyebabkan gaya adhesi antara molekul air dan udara semakin meningkat sehingga gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair semakin kecil.
Pada percobaan ini digunakan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0, 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, 1, 2, 4, 6, 8, 10 g/100 ml sampai dengan konsentrasi 10 g/100 ml. seiring dengan peningkatan konsentrasi tween 80 maka skala yang terbaca pada alat semakin kecil. Skala yang terbaca itu sebanding dengan gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedaam zat cair, maka semakin kecil sekala yang terbaca pada alat, semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair. Gaya yang didapat seiring dengan peningkata konsentrasi tween 80 yang ditambahkan semakin kecil yaitu 2,1, 2, 1,9, 1,8, 1,7, 1,6, 1,5, 1,2 1, 0,65, dan 0,65 dyne.
Dilihat dari skala yang terbaca, ada beberapa skala yang penurunannya tidak mengikuti ritme. Dari konsentrasi 0 g/100 ml sampai konsentrasi 2 g/100 ml penurunan gaya mengikuti ritme, yaitu mengalami penurunan sebanyak 0,1 dyne. Tetapi dari konsentrasi 4 g/100 ml sampai konsentrasi 10 g/100 ml penurunan gaya tidak lagi mengikuti ritme. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, pemutaran alat penunjuk skala tidak sepenuhnya tepat tetapi dipengaruhi oleh pengguna alat tersebut Maka hasil percobaan sesuai dengan literature, yaitu semakin tinggi konsentrasi surfaktan, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup.
Pengaruh Zat Terlarut terhadap Tegangan Permukaan (γ)
Seiring dengan kenaikan zat terlarut, maka viskositasnya akan semakin tinggi dan gaya yang diperlukan untuk mengimbangi gaya kohesi semakin tinggi pula sehingga tegangan permukaan akan meningkat. Tetapi pada percobaan ini digunakan surfaktan yaitu tween 80 sebagai zat terlarut Karena zat terlarut yang digunakan adalah surfaktan yang amphifil maka gaya adhesi antara molekul air dan udara semakin meningkat sehingga tegangan permukaan menurun.
Pada percobaan ini digunakan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0, 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, 1, 2, 4, 6, 8, 10 g/100 ml sampai dengan konsentrasi 10 g/100 ml. seiring dengan peningkatan konsentrasi tween 80 maka tegangan permukaan menurun, yaitu 72,8, 69,333, 65,867, 62,4, 58,933, 55,467, 52, 41,6, 34,666, 22,533, 22,533 dyne/cm. Dilihat dari perbandingan konsentrasi dan tegangan permukaan menunjukkan adanya hubungan berbanding terbalik anatara konsentrasi tween 80 dan tegangan permukaan. Fenomena tersebut sesuai dengan literature, yaitu semakin tinggi konsentrasi surfaktan, maka semakin kecil tegangan permukaannya.

Konsentrasi Misel Kritik (KMK)
Konsentrasi misel kritik adalah titik dimana peningkatan konsentrasi surfaktan tidak lagi mempengaruhi penurunan tegangan permukaan. Hal tersebut terjadi karena surfaktan tidak lagi berada di permukaan, tetapi masuk kedalam air membentuk suatu agregat yang dikenal dengan misel. Ketika misel terbentuk maka meningkatnya konsentrasi surfaktan tidak lagi akan menyebabkan penurunan tegangan permukaan.
Dilihat dari grafik yang yang didapat anatara konsentrasi surfaktan (x) dan tegangan permukaan (γ) pada konsentrasi 8 g/100 ml dan 10 g/100 ml didapat garis yang lurus yang menunjukkan pada konsentrasi itu tegangan permukaannya sama. Hal tersebut menunjukkan pada konsentrasi 8 g/100 ml sudah terdapat misel sehingga peningkatan konsentrasi surfakan tidak lagi mempengaruhi penurunan tegangan permukaan.




KESIMPULAN
Tegangan permukaan air yang didapat adalah 72, 8 dyne/cm, sedangkan tegangan permukaan minyak adalah 81, 467 dyne/cm.
Tegangan antarmuka air dan minyak adalah 52 dyne/cm.
Semakin tinggi konsentrasi surfaktan, semakin kecil nilai tegangan permukaan sampai titik Konsentrasi Misel kritik (KMK).
Konsentrasi Misel Kritik terjadi pada saat konsentrasi 8 g/100 ml.

DAFTAR PUSTAKA
Martin, A et.al. 1993. Farmasi Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Kanginan, Marthin. 2000. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Handbook Of Pharmaceutical Exipent hal.479 - 482
http://scribd.com/ Stabilitas Obat. Diakses pada tanggal 8 Mei 2011.
http://riyanpharmacy.blogspot.com/ Emulsi. Diakses pada tanggal 8 Mei 2011

0 komentar: