Banyak orang yang percaya bahwa dalam
lima Kitab Perjanjian Lama bahasa Ibrani tersembunyi kode rahasia kitab
suci. Tuhan dengan menggunakan kode rahasia mencatat dalam kitab suci
tentang tokoh dan peristiwa besar di bumi yang akan terjadi pada masa
yang akan datang.
Ilmuwan besar yang terkenal yakni Sir
Isaac Newton adalah salah satu yang mempercayai itu. Hal ini diketahui
berdasarkan penemuan setumpuk kertas kerja yang ditinggalkan Isaac
Newton ketika ia pensiun dari jabatannya sebagai kepala institut pada
1696.
Manuskrip yang hurufnya jutaan ini, sebagian besar adalah membahas tentang teologi yang bagusnya tak terlukiskan, dan Newton percaya bahwa di dalam kitab suci tersembunyi ramalan tentang sejarah manusia. Menjelang akhir hidupnya, Newton berusaha mencarinya namun belum berhasil.
Manuskrip yang hurufnya jutaan ini, sebagian besar adalah membahas tentang teologi yang bagusnya tak terlukiskan, dan Newton percaya bahwa di dalam kitab suci tersembunyi ramalan tentang sejarah manusia. Menjelang akhir hidupnya, Newton berusaha mencarinya namun belum berhasil.
Kurang lebih pada 1940-an, seorang
rabi bernama H.H.D. Weissmande dari ibukota Provinsi Ceko menemukan, di
awal kitab pertama Perjanjian Lama dengan judul “Kejadian”, jika membaca
dengan cara meloncat setiap 50 huruf, maka akan terbaca kata “Torah”
(Taurat). Pada kitab selanjutnya yang berjudul “Keluaran”, dengan cara
membaca yang sama akan terbaca kata “Torah”, begitu juga dengan
kitab-kitab berikutnya, “Imamat”, “Bilangan” dan “Ulangan”. Temuan
H.H.D. Weissmande secara kuat telah menunjukkan sebuah jalan untuk
meneliti kode rahasia dalam kitab suci. Terlebih lagi dengan munculnya
komputer yang lebih memungkinkan untuk meneliti kode rahasia kitab suci
lebih jauh.
Profesor Eliyahu Rips, ahli ilmu pasti dari Universitas Ibrani, Jerusalem, adalah salah satu ahli dari sekian banyak kelompok terkenal saat ini, dan Rips mengembangkan seperangkat bentuk hitungan ilmu pasti yang akurat, dijalankan dengan formula komputer, artinya bisa membuktikan bahwa Kitab Perjanjian Lama memang benar ditulis dengan sandi rahasia. Namun, terobosan terakhirnya tidak mencapai kemajuan, dan akhirnya tidak bisa secara ringkas dan jelas membuktikan eksistensi sandi rahasia kitab suci tersebut. Belakangan ia bertemu dengan seorang fisikawan Israel bernama Doron Witxztum. Ia telah merampungkan bentuk hitungan ilmu pasti akurat yang dikembangkan Rips pada formula komputer. Sehingga untuk membuktikan secara ringkas dan jelas eksistensi sandi rahasia kitab suci menjadi memungkinkan.
Profesor Eliyahu Rips, ahli ilmu pasti dari Universitas Ibrani, Jerusalem, adalah salah satu ahli dari sekian banyak kelompok terkenal saat ini, dan Rips mengembangkan seperangkat bentuk hitungan ilmu pasti yang akurat, dijalankan dengan formula komputer, artinya bisa membuktikan bahwa Kitab Perjanjian Lama memang benar ditulis dengan sandi rahasia. Namun, terobosan terakhirnya tidak mencapai kemajuan, dan akhirnya tidak bisa secara ringkas dan jelas membuktikan eksistensi sandi rahasia kitab suci tersebut. Belakangan ia bertemu dengan seorang fisikawan Israel bernama Doron Witxztum. Ia telah merampungkan bentuk hitungan ilmu pasti akurat yang dikembangkan Rips pada formula komputer. Sehingga untuk membuktikan secara ringkas dan jelas eksistensi sandi rahasia kitab suci menjadi memungkinkan.
Untuk menemukan sandi rahasia
tersebut, Rips menghilangkan semua jarak spasi alfabet yang konkret,
mengubah kitab suci berbahasa Ibrani menjadi sebuah untaian huruf yang
berkesinambungan, panjang total aksaranya adalah 304.805 buah.
Sesungguhnya adalah mengembalikan lima kitab Musa ke bentuk semula
(asli) seperti yang dikatakan oleh orang mahabijaksana. Dan menurut
legenda, bahwa kitab suci yang diterima Musa dari Tuhan adalah “setiap
huruf saling menyambung, tidak ada satu pun yang terputus”.
Komputer mencari nama, huruf individual dan beberapa frase pada rangkaian huruf dengan cara meloncat. Dimulai dari sebuah abjad pertama dalam kitab suci, mencari setiap susunan loncatan yang memungkinkan –melalui loncatan ke-1, 2, dan 3 abjad, dan menurut susunan hingga meloncat ke ribuan abjad, dan mencoba melihat huruf apa yang bisa terbaca; kemudian, dimulai lagi dari abjad kedua dalam kitab suci, demikian seterusnya secara berurutan, hingga pada abjad yang terakhir dari kitab suci tersebut. Komputer berhasil menemukan nama, hari, dan nama tempat yang merupakan kunci utama selalu berkesinambungan secara rapat: Rabin, Amir, Tel Aviv, dan tahun Rabin terbunuh, semuanya berada dalam kitab suci di sebuah tempat yang sama.
Komputer mencari nama, huruf individual dan beberapa frase pada rangkaian huruf dengan cara meloncat. Dimulai dari sebuah abjad pertama dalam kitab suci, mencari setiap susunan loncatan yang memungkinkan –melalui loncatan ke-1, 2, dan 3 abjad, dan menurut susunan hingga meloncat ke ribuan abjad, dan mencoba melihat huruf apa yang bisa terbaca; kemudian, dimulai lagi dari abjad kedua dalam kitab suci, demikian seterusnya secara berurutan, hingga pada abjad yang terakhir dari kitab suci tersebut. Komputer berhasil menemukan nama, hari, dan nama tempat yang merupakan kunci utama selalu berkesinambungan secara rapat: Rabin, Amir, Tel Aviv, dan tahun Rabin terbunuh, semuanya berada dalam kitab suci di sebuah tempat yang sama.
Dengan dua macam cara komputer merekam gabungan antara huruf dengan huruf –bagaimana jarak antara kata dengan kata yang muncul secara bersamaan, apakah pencarian jarak loncatan huruf individual paling pendek. Rips menjadikan perang Teluk Persia sebagai contoh, menerangkan cara operasional komputer. “Kami ingin komputer mencari Saddam,” ujarnya. “Kemudian baru mencari huruf terkait, coba melihat apakah mereka bisa muncul secara bersamaan menurut cara yang tepat. Dan hasilnya kami mendapati, rudal Scud dengan rudal buatan Rusia, tanggal dimulai perang dan nama Saddam tertulis bersama.”
Kata-kata
ini masing-masing membentuk teka-teki huruf atau kata. Akibatnya, kata
yang berangkaian saling silang-menyilang, dan memperlihatkan berita
terkait. Misalnya, nama Bill Clinton dengan kata/huruf presiden
silang-menyilang menjadi satu; mendarat di bulan dengan pesawat
ulang-alik dan Apollo 11, Hitler dan Nazi, dan demikian juga dengan kata
atau huruf Kennedy dan Dallas.
Melalui percobaan yang berulang-ulang,
teka-teki huruf semacam ini hanya bisa ditemukan dalam kitab suci, dan
tidak bisa ditemukan pada buku seperti “Perang dan Damai” maupun jenis
lainnya, atau pada berbagai macam percobaan melalui program komputer
buatan. Dan ini menyebabkan sejumlah besar orang percaya bahwa dalam
kitab suci tersembunyi suatu sandi rahasia –banyak peristiwa sejarah
manusia yang pernah terjadi selama 1.000-2.000 tahun dan peristiwa yang
akan terjadi kelak.
Ramalan paling terkenal yang didapat
dari sandi rahasia kitab suci adalah sebuah buku “Sandi Rahasia Kitab
Suci” yang ditulis oleh Michael Drosnin, ia pernah bekerja sebagai
wartawan Wall Street Daily dan Washington Post yang terkenal. Ia
menulis, “Tanggal 1 September 1994, saya terbang menuju Israel, ke
Jerusalem menemui penyair Chaim Guri yang merupakan sahabat karib
Perdana Menteri Yitzak Rabin. Saya menyerahkan padanya sepucuk surat,
yang segera ia serahkan pada Perdana Menteri Rabin.” “Ada ahli ilmu
pasti Israel telah menemukan sandi rahasia yang tersembunyi dalam kitab
suci, menyingkap seluk-beluk peristiwa besar selama ribuan tahun setelah
kitab suci menjadi sebuah buku.” Demikian isi yang saya tulis dalam
surat.
“Dan kenapa saya memberitahu hal ini pada Anda, adalah karena nama lengkap Anda Yitzak Rabin adalah satu-satunya yang muncul sekali dalam kitab suci, kemudian ada tulisan (pembunuh gelap yang ingin menjalankan aksinya) pada beberapa huruf yang saling-menyilang dengan namamu.” “Dan agar jangan sekali-sekali menganggap remeh hal ini, karena nama Anwar Sadat dan John serta Robert Kennedy dua bersaudara mengalami peristiwa pembunuhan ini juga tercatat dalam sandi rahasia kitab suci. Dilihat dari kasus individual Anwar Sadat, nama pembunuh, tanggal pelaksanaan pembunuhan dan cara menjalankan aksinya semuanya berurutan satu demi satu.” “Dugaan saya Anda akan mengalami bencana besar, namun bahaya ini bisa dihindari.” Tanggal 4 November 1995, ada seorang laki-laki yang menyatakan dirinya mewakili Tuhan menuntut keadilan, dan terbukti bahwa pembunuh yang tercatat 3.000 tahun lalu dalam buku rahasia pada kitab suci memang benar adalah orang tersebut.
Rabin terbunuh, secara dramatis telah terbukti kebenaran yang akan terjadi kelak yang tersembunyi di antara huruf pada Kitab Perjanjian Lama dalam sandi rahasia kitab suci. “Peristiwa besar yang terjadi pada masa kini yang ditemukan dalam sandi rahasia kitab suci, bukan hanya tentang peristiwa terbunuhnya Rabin. Selain peristiwa terbunuhnya Anwar Sadat dan John F. Kennedy, masih ada ratusan peristiwa yang menggemparkan, semuanya juga tersimpan rapat dalam sandi rahasia kitab suci, dan masih banyak sekali sejak peristiwa Perang Dunia II hingga skandal Watergate, pembunuhan massal Nazi, bom atom di Hiroshima, pendaratan di bulan sampai komet menabrak Jupiter. Dan selain itu, peristiwa yang terlebih dahulu diketahui juga bukan hanya peristiwa pembunuhan ini saja. Komet menabrak Jupiter dan perang Teluk Persia, semuanya merupakan peristiwa yang sebelum terjadi telah ditentukan tanggal atau hari kejadian yang tepat dalam kitab suci.”
Drosnin dalam bukunya menulis: “Badan
dinas tertinggi pemerintah Amerika Serikat, ‘dinas keamanan nasional’
ditempatkan di stasiun pemantau rahasia dekat pemerintahan Washington
dan ada seorang senior ahli pengurai kode, dan menurut keterangan,
setelah Israel mengetahui hal yang mengejutkan ini, lantas memutuskan
menyelidiki keadaan yang sebenarnya. Harold Gans yang seumur hidupnya
bekerja untuk CIA Amerika Serikat membuat dan memecahkan kode rahasia,
semula adalah seorang ahli statistik, juga bisa berbahasa Ibrani. Ia
yakin, bahwa yang dinamakan dengan kode rahasia kitab suci sama sekali
tidak ada, lalu dirinya merancang seperangkat program komputer, mencoba
untuk melihat apakah bisa menemukan informasi yang sama seperti yang
ditemukan Israel. Dan ia terperanjat bukan main. Ternyata ada.”
Nama orang mahabijaksana memang benar ditulis bersama dengan hari lahir dan meninggalnya mereka. Dan Gans tetap saja masih tidak percaya. Ia memutuskan mencari lagi di dalam kitab suci apakah masih ada informasi yang sama sekali baru, untuk menyingkap ketidaksempurnaan atas percobaan Rips, bahkan lebih lanjut berupaya membongkar bahwa itu sebuah dusta belaka. “Menurut saya, jika ini memang benar,” ujar Gans. “Maka, tempat hari lahir dan meninggalnya orang-orang mahabijaksana ini semestinya ditulis secara rahasia di dalamnya.” Dalam percobaannya selama 440 jam itu, Gans tidak saja memeriksa terhadap 32 nama orang mahabijaksana yang dipilih dan dipakai dalam percobaan terakhir Rips, namun ditambah lagi dengan 34 nama dalam percobaan sebelumnya, dan secara total berjumlah 66 orang, satu per satu dicocokkan dengan kota dan nama tempat, dan hasilnya membuatnya mau tidak mau harus percaya.
Dan yang pantas dikemukakan adalah bahwa Rips merupakan seorang penganut agama yang taat, dan Drosnin sendiri juga mengakui bahwa ia bukanlah seorang rabi atau pendeta, terhadap agama sedikit pun tidak fanatik. Duet di antara mereka semakin memberi warna pada kebenaran kode rahasia kitab suci yang dicari orang-orang. Berbekal bidang pekerjaan Drosnin, tingkat pengetahuannya terhadap sandi rahasia kitab suci meningkat tajam. Dan oleh karena keteguhan keyakinannya terhadap sandi rahasia kitab suci –bisa menduga masa yang akan datang.
Di sebuah pernyataannya Rips menegaskan: “Saya pribadi tidak mendukung pandangan Drosnin terhadap penguraian rahasia, juga tidak setuju atas kesimpulan yang dibuatnya, setiap informasi yang diserap dari Torah (kitab ke-5 Musa) atau menjadikannya sebagai atas dasar ramalan, adalah tidak berguna dan tidak bernilai. Dan ini, bukan hanya pendapat saya pribadi, juga merupakan pendapat setiap ilmuwan yang bekerja sebagai peneliti pemecahan kode rahasia).” Ketika Drosnin memakai komputer mencari “perang dunia”, ia mendapati “bencana senjata nuklir”, angka “2000″ dan “2006″ ditulis secara bersama. Lalu ia memastikan bahwa perang dunia akan meletus pada tahun 2006. Ia juga mengatakan, bahwa di tempat munculnya tulisan “perang dunia”, “kiamat” dan “2006″, kata-kata “ditunda” atau “saya akan menunda perang” juga terbaca di sana secara bersamaan. Dan perang dunia juga saling bertautan dengan terorisme. Negara yang terseret ke dalamnya adalah Rusia, China, Amerika dan Suriah. Sejak temuan itu, hingga saat ini ia telah menerbitkan buku kedua Kode Rahasia Kitab Suci, subjudulnya adalah “Hitungan Mundur”. Menekankan tahun 2006 tentang “Perang Dunia III” adalah “perang nuklir” yang waktunya hanya tinggal beberapa tahun saja. Bahkan Drosnin secara pribadi menelepon dan mengirimkan sebuah buku untuk kepala ajudan Presiden Bill Clinton di Gedung Putih. Tahun 2000, ketika Presiden Bill Clinton mengadakan pertemuan dengan Arafat dan Mubarak di Ruang Oval untuk menengahi masalah Israel dan Palestina, di tangannya terdapat buku Kode Rahasia Kitab Suci yang diberikan oleh Drosnin.
Nama orang mahabijaksana memang benar ditulis bersama dengan hari lahir dan meninggalnya mereka. Dan Gans tetap saja masih tidak percaya. Ia memutuskan mencari lagi di dalam kitab suci apakah masih ada informasi yang sama sekali baru, untuk menyingkap ketidaksempurnaan atas percobaan Rips, bahkan lebih lanjut berupaya membongkar bahwa itu sebuah dusta belaka. “Menurut saya, jika ini memang benar,” ujar Gans. “Maka, tempat hari lahir dan meninggalnya orang-orang mahabijaksana ini semestinya ditulis secara rahasia di dalamnya.” Dalam percobaannya selama 440 jam itu, Gans tidak saja memeriksa terhadap 32 nama orang mahabijaksana yang dipilih dan dipakai dalam percobaan terakhir Rips, namun ditambah lagi dengan 34 nama dalam percobaan sebelumnya, dan secara total berjumlah 66 orang, satu per satu dicocokkan dengan kota dan nama tempat, dan hasilnya membuatnya mau tidak mau harus percaya.
Dan yang pantas dikemukakan adalah bahwa Rips merupakan seorang penganut agama yang taat, dan Drosnin sendiri juga mengakui bahwa ia bukanlah seorang rabi atau pendeta, terhadap agama sedikit pun tidak fanatik. Duet di antara mereka semakin memberi warna pada kebenaran kode rahasia kitab suci yang dicari orang-orang. Berbekal bidang pekerjaan Drosnin, tingkat pengetahuannya terhadap sandi rahasia kitab suci meningkat tajam. Dan oleh karena keteguhan keyakinannya terhadap sandi rahasia kitab suci –bisa menduga masa yang akan datang.
Di sebuah pernyataannya Rips menegaskan: “Saya pribadi tidak mendukung pandangan Drosnin terhadap penguraian rahasia, juga tidak setuju atas kesimpulan yang dibuatnya, setiap informasi yang diserap dari Torah (kitab ke-5 Musa) atau menjadikannya sebagai atas dasar ramalan, adalah tidak berguna dan tidak bernilai. Dan ini, bukan hanya pendapat saya pribadi, juga merupakan pendapat setiap ilmuwan yang bekerja sebagai peneliti pemecahan kode rahasia).” Ketika Drosnin memakai komputer mencari “perang dunia”, ia mendapati “bencana senjata nuklir”, angka “2000″ dan “2006″ ditulis secara bersama. Lalu ia memastikan bahwa perang dunia akan meletus pada tahun 2006. Ia juga mengatakan, bahwa di tempat munculnya tulisan “perang dunia”, “kiamat” dan “2006″, kata-kata “ditunda” atau “saya akan menunda perang” juga terbaca di sana secara bersamaan. Dan perang dunia juga saling bertautan dengan terorisme. Negara yang terseret ke dalamnya adalah Rusia, China, Amerika dan Suriah. Sejak temuan itu, hingga saat ini ia telah menerbitkan buku kedua Kode Rahasia Kitab Suci, subjudulnya adalah “Hitungan Mundur”. Menekankan tahun 2006 tentang “Perang Dunia III” adalah “perang nuklir” yang waktunya hanya tinggal beberapa tahun saja. Bahkan Drosnin secara pribadi menelepon dan mengirimkan sebuah buku untuk kepala ajudan Presiden Bill Clinton di Gedung Putih. Tahun 2000, ketika Presiden Bill Clinton mengadakan pertemuan dengan Arafat dan Mubarak di Ruang Oval untuk menengahi masalah Israel dan Palestina, di tangannya terdapat buku Kode Rahasia Kitab Suci yang diberikan oleh Drosnin.
Setelah Presiden George Walker Bush
terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, Drosnin mengirimkan buku Kode
Rahasia Kitab Suci kepada kepala ajudan Gedung Putih yakni Andrew
Carter, menurut rekomendasi dari penulis buku “Hitungan Mundur”
tersebut, dua pejabat tertinggi di sisi Presiden Bush yakni Carter dan
Rice telah membaca buku itu. Drosnin percaya, bahwa semua itu dapat
diubah selama kita menaruh perhatian pada peristiwa yang akan terjadi di
masa akan datang yang diprediksikan dalam kode rahasia kitab suci
tersebut.
Dalam sebuah subjudul “Muka Sang
Kiamat”, Drosnin menulis: “Setelah perang dunia, adalah gempa dahsyat.
Dan tempat yang paling memungkinkan adalah China (tahun 2000-2006),
California (2010), dan Jepang (tahun 2000 dan 2006). Dan sebelumnya
gempa bumi di tanah suci pada tahun 1995, telah menjadi kenyataan di
dalam kode rahasia. Selain Israel, Jepang merupakan satu-satunya negara
yang bergabung jadi satu dengan perang akhir zaman. Bahkan tahun 2006
akan ada benda angkasa menerjang bumi.
Dilihat dari setiap pemandangan yang ditunjukkan langit, serangan dahsyat pamungkas adalah gempa bumi dalam skala raksasa. Dalam sebuah “kitab wahyu” terakhir pada Kitab Perjanjian Baru, dan ini adalah bencana ke-7 yang dikeluarkan oleh malaikat ke-7: “Ada lagi gempa dahsyat, dan sejak ada manusia di atas bumi, tidak ada sedemikian dahsyat, gempa yang demikian dahsyatnya setiap laut dan pulau tidak akan dapat menghindarinya, dan hamparan gunung juga sudah lenyap.” Keadaan yang demikian, tidak bisa tidak membuat Presiden Bush yang taat beragama harus percaya, mau percaya adakah kenyataan, tidak percaya apakah tak ada realitasnya. Dilihat dari bentrokan antara Israel dengan Palestina di Timur Tengah, sengketa antara India dengan Pakistan hingga krisis nuklir Korea Utara, peristiwa 9 November (WTC), dan perang antiterorisme Amerika di Afghanistan, serta serangan militer Amerika terhadap Irak, semuanya berkemungkinan mengelilingi kode rahasia kitab suci dan kitab wahyu dan lain-lain rencana yang diatur Tuhan pada ribuan tahun yang silam.
Dilihat dari setiap pemandangan yang ditunjukkan langit, serangan dahsyat pamungkas adalah gempa bumi dalam skala raksasa. Dalam sebuah “kitab wahyu” terakhir pada Kitab Perjanjian Baru, dan ini adalah bencana ke-7 yang dikeluarkan oleh malaikat ke-7: “Ada lagi gempa dahsyat, dan sejak ada manusia di atas bumi, tidak ada sedemikian dahsyat, gempa yang demikian dahsyatnya setiap laut dan pulau tidak akan dapat menghindarinya, dan hamparan gunung juga sudah lenyap.” Keadaan yang demikian, tidak bisa tidak membuat Presiden Bush yang taat beragama harus percaya, mau percaya adakah kenyataan, tidak percaya apakah tak ada realitasnya. Dilihat dari bentrokan antara Israel dengan Palestina di Timur Tengah, sengketa antara India dengan Pakistan hingga krisis nuklir Korea Utara, peristiwa 9 November (WTC), dan perang antiterorisme Amerika di Afghanistan, serta serangan militer Amerika terhadap Irak, semuanya berkemungkinan mengelilingi kode rahasia kitab suci dan kitab wahyu dan lain-lain rencana yang diatur Tuhan pada ribuan tahun yang silam.
Kesimpulan terakhir Drosnin, “Kode
rahasia kitab suci mungkin adalah bukan yang ‘tepat’, tetapi juga bukan
yang ‘keliru’. Kode rahasia yang hendak diberitahu pada kita, mungkin
adalah ‘hal apa yang mungkin terjadi’, bukan ‘hal apa yang bisa
terjadi’. Akan tetapi, karena kita tidak bisa membiarkan dunia kita
hancur, maka kita tidak boleh tidak berbuat apa pun, hanya menanti saja
di sana –kita harus menghipotesa, bahwa peringatan di dalam kode rahasia
kitab suci adalah benar.” Dan inilah makanya selama beberapa tahun ini,
berputar-putar seputar Gedung Putih dan Ramallah, Jerusalem dan Tel
Aviv, Bill Clinton dan George W. Bush, dan antara Ariel Sharon dan
Yasser Arafat, mengingatkan pada mereka menurut peringatan yang ada
dalam kode rahasia kitab suci bahwa kita semua sedang berada pada akhir
zaman yakni “end of the days”.
0 komentar:
Post a Comment