Membenci itu adalah ekspresi. Bebas dilakukan oleh siapa saja. Karena pastinya, membenci itu ada alasan logisnya. Alasan utama biasanya, karena dia ngelakuin hal yang lo nggak suka. Menurut gue, bodoh namanya, kalau lo benci sesuatu karena ikut-ikutan, apalagi karena alasan konyol yang nggak jelas.
Sekarang, coba denger gue. Dan, dalemin tulisan gue dibawah ini. Pasti, perasaan lo sama. Seengaknya, pernah sama.
Gue benci dia. Karena dia nggak ngelakuin apa yang gue harapkan. Karena dia ngelakuin sesuatu yang gue nggak suka. Lalu timbulah rasa benci. Perlu gue akuin, membenci itu ENAK. Karena ada kebahagiaan tersendiri ketika liat orang itu menderita. Rasanya, gue seneng bisa bilang 'mampus lo', 'rasain lo'. Ditambah lagi, gue bahagia banget ketika ternyata nggak cuman gue yang benci dia. Rasanya gue punya komplotan yang bakal belain gue walaupun gue ngatain dia sampai berbusa. Jadilah, gue makin menjadi. Sumpahin dia. Ngatain dia. Mau sampai dia nangis juga bodo amat. Dimata gue, dia akan selalu salah. Dan kayaknya untuk membenci dia, mulut gue nggak akan pernah capek. Lagian dia pantes kok dapetin ini semua.
Itu tadi adalah orang yang membenci, tapi konyol. Dan gue pernah diposisi orang konyol itu. Kenapa konyol? Karena dia baru berani keluar, disaat dia punya temen. Disaat sendiri, dia benci diam-diam. Lebih konyol lagi orang yang mengajak orang lain untuk membenci sesuatu. Panas-panasin orang lain. Supaya apa? Supaya nggak sendirian. Jauh lebih konyol lagi, orang yang membenci karena ikut-ikutan. Karena nggak punya pendirian. Tapi ada yang jauh lebih konyol. Membenci seseorang, padahal seseorang itu nggak pernah melakukan apa-apa terhadap dirinya.
Membenci identik dengan kata. Disaat lo ngebenci, lo akan melontarkan banyak kata-kata. Semua hal tentang dia, langsung lo kait-kaitkan ke semua hal yang lo benci. Sebenernya, lo sendiri yang ngembangin kebencian lo itu. Karena lo akan selalu melihat dia dari sisi itu terus. Sisi 'buruk'nya dia.
Kata-kata itu terlihat biasa aja. Apalagi lo mikir, 'dia gabakal liat'. Tapi tetep aja, kata-kata itu tajam. Karena luka yang bisa diciptakan itu, perih. Lo akan sama jahatnya sama pembunuh. Walau maksud lo mungkin untuk menyadarkan dia, tapi kata kasar bukan jalan satu-satunya. Lebih baik samperin, gertak dengan kata yang keras (to the point) bukan kasar. Kalau dia nggak sadar, itu urusan Tuhan.
Dan. Apakah kalian pernah bertanya perasaan orang yang kalian benci itu? Atau saking asiknya ngurusin perasaan lo. Lo lupa, kalau dia punya perasaan juga? Egois.
Wajah mungkin terlihat tegar, dan tersenyum. Tapi tau gak lo dia menangis semalaman memikirkan kata-kata yang kalian lontarkan? Dia terlihat diam saja. Bukan karena dia menyerah. Tapi tau gak lo dia sedang melawan amarahnya untuk tidak membalas? Dia bilang 'tidak apa-apa'. Bukan karena dia sok tegar. Tapi tau gak lo dia sedang mencoba menutup luka di hatinya? Dia ngelakuin keburukan. Dia selalu dicaci. Tapi pernah tanya sama diri lo sendiri nggak? Pernah kan lo melakukan hal yang sama?
Mungkin lo pikir dia biasa aja. Mukanya tenang-tenang aja. Tapi dibalik itu, dia ketakutan. Mungkin itu bikin lo seneng. Tapi dia nangis semalaman. Nggak bisa tidur. Mikirin kata-kata itu. Dia bingung. Apa yang dia mesti perbuat. Karena yang dia denger cuman makian dan makian. Nggak ada satupun nasehat untuk berubah. Dia nggak bisa berubah sendirian, belum bisa. Dia butuh bantuan. Dan bantuan itu bukan cacian.
Dan, untuk teman-teman di Twitter. Jangan judge orang hanya berdasarkan tweetnya. Apalagi ketika lo nggak tau siapa dia sebenarnya dan cuman tau namanya dan kehidupan yang dia coba tunjukan. Lo nggak pernah tau kan apa yang terjadi di kehidupan dia? Mengapa dia seperti itu? Percuma ikut-ikutan temen lain. Karena ngatain orang lain cuman nunjukin pribadi lo yang sebenarnya.
Membenci hanya menjadikan lo sama dengan orang yang lo benci. Dan, sepantas apapun dia dibenci, dia juga pantas diberikan kesempatan. Kesempatan untuk berubah. Tapi bagaimana bisa berubah, kalau yang membenci masih egois. Memberi kesempatan, tapi tetap memaki?Untuk teman-teman yang merasa dibenci. Emang nggak enak. Tapi cobalah intropeksi diri. Berubahlah, kalau lo measa butuh utk berubah. Kalau orang konyol itu tetep membenci dengan alasan bodoh, lupakanlah mereka. Terlalu nggak penting untuk dipikirin.
Pada akhirnya, jadilah pribadi yang berguna untuk membantu orang lain. Benci, lalu nasehati. Dengan tujuan yang baik. Lalu cobalah memaafkan, walau dia nggak minta. Memang ngatain orang itu enak, apalagi rame-rame. Tapi inget selalu, kata-kata lo itu bisa bikin dia jauh lebih sakit dari lo. Dan mungkin dia bakal ngelakuin hal-hal yang, bahaya. Karena membenci itu lebih enak, dan dibenci itu tekanan batin. Jadi, saling mengertilah. Kalau setiap hal didunia ini nggak diciptain utk kesengan lo doang. Ada hal-hal yang emang nggak bisa bikin lo bahagia. Tapi bukan berarti lo harus benci.Kalau lo dijahatin. Doain aja. Senyumin aja. Emang susah. Tapi kalau lo bales, nanti ada yang bales lo lagi. Karma bakal muter-muter di diri lo doang. Sama aja. Selama lo nggak jahatin orang lain, woles. Dan sebisa mungkin, jangan ganggu hidup orang lain. Hidup orang lain itu bukan konsumsi lo. Stop hating and keep smiling! :)
0 komentar:
Post a Comment