BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat memang sungguh tidak dapat dipisahkan dari
bahan-bahan kimia atau senyawa kimia, ini terbukti dari banyaknya
jenis-jenis senyawa kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
baik itu senyawa organik maupun anorganik. Salah satu golongan senyawa
yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah senyawaan yang
berasal dari golongan alkali dan alkali tanah, contohnya natrium klorida
yang digunakan dalam pemberi rasa asin pada makanan dan kalsium
karbonat sebagai bahan baku pembuatan semen. Unsur-unsur dalam sistem
periodik yang bersifat logam yaitu unsur-unsur golongan s (Alkali =
golongan IA dan Alkali tanah = golongan IIA). Logam Alkali terdiri dari
beberapa unsur diantaranya, Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Ra), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr). Pada golongan Alkali tanah
terdiri dari enam unsur, yaitu Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba) dan Radium (Ra).
Untuk lebih dapat mengetahui sifat-sifat logam alkali dan alkali tanah dengan jelas, maka dilakukanlah percobaan ini.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui
sifat kelarutan dan reaksi nyala yang terbentuk dari logam alkali dan
alkali tanah.
A. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini ialah untuk mengetahui sifat kelarutan
dan reaksi nyala yang terbentuk dari logam alkali dan alkali tanah.
B. Manfaat percobaan
Adapun manfaat percobaan ini yaitu dapat mengetahui sifat kelarutan
logam alkali dan alkali tanah dan dapat membedakan warna nyala yang
terbentuk dari setiap unsur logam alkali tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laogam alkali merupakan golongan IA pada unsur periodik yang terletak
pada lajur paling kiriyaitu pada grup 1. Unsur-unsur golongan alkali
(IA) terdiri dari tujuh unsur yaitu, Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr).
Unsur-unsur golongsn IA merupakan unsur logam alkali kecuali hidrogen
(H) yang merupakan unsur non logam. Unsur logam alkali merupakan unsur
yang paling elektropositif dibandingkan dengan unsur-unsur lain yang
seperiode, artinya unsur logam alkali mudah melepaskan 1 elektron
valensinya untik mencapai konvigurasi elektron gas mulia yang stabil dan
membentuk ion positif, contohnya Na (z = 11) melepaskan satu elektron
dan membentuk ion Na+ (z’= 10) yang konviguradsi elektronya menyerupai
atom unsur gas mulia Ne (z = 10).
Unsur-unsur logam alkali merupakan unsur yang sangat reaktif dan mudah
bereaksi dengan unsur-unsur lain. Selain itu unsur-unsur logam alkali
bersifat sebagai reduktor yang kuat dan dalam satu golongan semakin
kebawah semakin kuat sefat reduktornya. Unsur natrium (Na) dan kalium
(K) merupakan unsur-unsur logam alkali yang paling banyak terdapat di
alam dibandingkan dengan unsur logam alkali lainnya, sedangkan unsur
logam alkali yang paling sedikit terdapat di alam adalah unsur fransium
(Fr) yang bersifat radioaktif.
Unsur-unsur golongan IIA dalam sistem periodik panjang terletak pada
lajur ke dua dari kiti, yaitu pada grup ke dua (2). Unsur-unsur golongan
IIA terdiri dari enam unsur, yaitu Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba) dan Radium (Ra). Semua unsur
golongan IIA merupaken unsur logam alkali tanah. Unsur-unsur logam
alkali tanah merupakan unsur logam yang reaktif, hal ini karena
unsur0unsur logam alkali tanah mudah melepaskan 2 elektron valensinya
untuk mencapai konvigurasi elektron yang lebih stabil. Berdasarkan hal
tersebut, maka unsur-unsur logamalkali tanah di alam tidak terdapat
dalam keadaan bebas, tetapi berikatan dengan unsur-unsur lain.
Menempati golongan IIA dalam SPU. Di alam banyak dijumpai dalam bentuk
senyawa. Bersifat sangat reaktif pula, namun kereaktifannya kurang
dibanding golongan IA. Bersifat elektropositif, makin besar nomor atom
makin berkurang energi ionisasinya, keelektronegatifan kecil, struktur
tidak sama dalam satu golongan, energi kohesi besar sehingga sifat lebih
keras dan titik lelehnya lebih tinggi dibanding gol IA, merupakan
reduktor kuat, nyala bunsen khas. Mudah bereaksi dengan oksigen
membentuk oksida, dengan air membentuk basa kecuali Be dan Mg akan
membuat lapisan oksida yang melindungi terhadap reaksi selanjutnya,
dengan asam encer membentuk garam dan membebaskan H2, Be bersifat
amfoter, makin ke bawah hidroksidanya makin mudah larut tetapi karbonat
dan sulfatnya sebaliknya, kestabilan karbonat terhadap pemanasan makin
bertambah.
Unsur logam alkali (IA) yang terdiri dari litium, natrium, kalium
rubidium, sesium dan fransium. Unsur-unsur ini memiliki energi ionisasi
paling kecil karena mempunyai konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu,
unsur logam alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan reduktor
yang paling kuat. Unsur logam alkali merupakan logam yang kuat, berwarna
putih mengkilap, konduktor yang baik dan mempunyai titik leleh yang
rendah serta ditemukan dalam bentuk garamnya. Lihat tabel golongan
alkali:
Sifat fisik Li Na K Rb Cs
Titik didih oC 1.342 883 759 688 671
Titik leleh oC 180,5 97,7 63,3 39,33 28,4
Energi ionisasi (Kj/mol) 520,5 495,8 418,8 403 375,7
Jari-jari ion 0.60 0.95 1.33 1.48 1.69
Konfigurasi elektron 2.1 2.8.1 2.8.8.1 2.8.18.8.1 2.8.18.18.8.1
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Kerapatan (g/cm) 0,534 0,,971 0,862 1.532 1.873
Dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali mempunyai sifat yang
tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relative rendah, rapatannya yang
relatif rendah dan kelunakannya. Semua golongan alkali ini dapat dengan
mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di antara jempol dan jari
telunjuk (dengan melindungi kilit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan
ini mempunyai energi ionisasi dan kelektronegatifan rata-rata yang
paling rendah, hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif
besar besar antara elektron luar dengan inti.
Golongan alkali terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. Logam alkali ini
berwarna keperakan berupa padatan yang sangat reakstif karena mempunyai
electron terluar 1 elektron. Logam alkali mempunyai titik leleh yang
sangat rendah. Biasanya disimpan dalam minyak tanah untuk mencega
oksidasi oleh udara . bersifat sangat lunak sehingga muda dipotong
mengunakan pisau/spatula biasa dan sifat kimia dari golongan alkali
ialah, merupakan logam yang sangat reaktif, pereduksi yang baik bereaksi
kuat dengan air membentuk hidrogen, reaksi eksotermik dan eksplosif
serta larut dalam amonium.
Logam biasanya dipikirkan sebagai padatan yang rapat, keras dan tidak
reaktif. Kenyataannya, logam-logam álkali berlawanan dengan sifat-sifat
ini yaitu, rapatan massa rendah, lunak, dan sangat reaktif. Semua logam
álkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) berkenampakan mengkilat, berwarna
keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Logam
álkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunakdengan naiknya nomor
atom. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas
seperti mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang
sangat tinggi, tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah, dan semakin
rendah dengan naikknya nomor atom. Sesium, Cs, meleleh pada temperatur
sedikit di atas temperatur kamar. Kombinasi antara sifat kondiktivitas
panas yang tinggi dan sifat rendahnya titik leleh, membuat natrium
menjadi bermanfaat untuk transfer panas pada reaktor nuklir.
Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah
adalah kereaktifannya yang luar biasa besar. Kebanyakan orang tidak
mengenal logam natrium, kalium dan kalsium karena logam-logam ini begitu
aktif sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan
dengan udara atau air akan terlihat korosi. Tak satupun dari unsur-unsur
golongan IA dan IIA terdapat di alam dalam keadaan unsurnya, semua
unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion unipositif
(positif-satu) dan semua unsur alkali tanah terdapat sebagai
iondipositif (positif-dua). Unsur dalam grup IA dan IIAQ mempunyai
energi pengionan dan keelektronegatifan rata-rata yang paling rendah
dari semua keluar4ga unsur. Sifat ini berkaitan dengan ukuran atomnya
dan jarak relatif besar antara elektron s luar dengan inti. Golongan IA
dan IIA memberikan warna-warna yang khas pada nyala api biasa. Dalam
pekerjaan laboratorium uji nyala sering digunakan intuk mengungkapkan
ada tidaknya berbagai unsur alkali dan alkali tanah. Uji nyala kuning
terhadap natrium adalah salah satu yang paling peka, natrium yang paling
sedikit daripada satu bagian per milyar bagian pelarut (1
ppb), bisa dideteksi.
Litium (Li) dan natrium (Na) dapat diperoleh dengan elektrolisis garam
leburan atau eutetik bertitik leleh rendah seperti CaCl2 + NaCl, karena
titik lelehnya yang rendah dan mudah menguap, K, Rb dan Cs tidak dapat
dengan mudah dibuat melalui elektrolisis namun dapat diperoleh dengan
mengolah lelehan klorida dengan uap natrium. Logam-logam dimurnikan
dengan destilasi. Li, Na, K dab Rb adalah keperakan tetapi Cs berwarna
kuning keemasan, karena hanya terdapat satu elaktronvalensi tiap atom
logam, energi ikatan dalam kemasan rapat kisi logam relatif lemah. Oleh
karenanya logam-logam tersebut lunak dengan titik leleh yang rendah.
Alias Na-K dengan 77,2% K mempunyai titik leleh – 12.3.
Litium merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak
(mengkilat) dan merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga di alam
tidak terdapat secara bebas tetapi dalam bentuk senyawa seperti
spodomene [LiAl(SiO3)2] dan senyawa pollucit [H2Cs4Al4(SiO3)9]. Litium
(Li) dapat diperoleh dari proses campuran leburan litium dan kalium.
Litium (Li) ditemukan oleh Johan Arfwedson pada tahun 1817. Litium
mempunyai massa atom 6,941 sma, nomor atom 3 dengan massa jenis 0,53
g/cm3, mempunyai bentuk Kristal bcc dan konduktivitas kalornya 84,7
W/mK.
Litium juga mempunyai titik lebur yang rendah, logam dengan
elektropositif yang tinggi. Dalam bentuk ion Li2+ baik dalam zat padat
ataupun dalam larutannya. Unsur-unsur Li, Be, O dan F lebih bersifat
sama dengan golongannya sedangkan B, C dan terutama N persamaan sifat
kimia dengan golongannya serta persamaan tingkat oksidasinya hanya
bersifat formal saja. Misalnya stoikimetri yang sesuai untuk halida,
oksida dan asam okso dari N dan P hamper tidak ada hubungan sedangkan
untuk P dalam hal ini agak bersamaan dengan As dan Sb.
Litium adalah logam putih-perak, logam ini merupakan logam paling
ringan yang diketahui rapatannya 0,534 g/ml pada 0oC dan mengapung di
atas minyak bumi. Logam ini melebur pada suhu 186oC. Li akan
dioksidasikan jika terkena udara dan bereaksi dengan air membentuk
litium hidroksida dan membebaskan hidrogen, tetapi reaksi ini tidak
begitu keras sama halnya dengan natrium dan kalium. Logam-logam ini
larut dalam dengan asam membentuk garam. Garam-garamnya boleh dianggap
sebagai diturunkan dari oksidanya (Li2O). beberapa garamnya terutama
kloridanya (LiCl) dan kloratnya (LiClO3) sangat basa leleh. Kelarutan
hidroksidanya (LiOH) 113 g ℓ-1 pada suhu 10oC, karbonatnya (Li2CO3) 13,1
g ℓ-1 pada suhu 13oC, fosfatnya (Li3PO4) 0,30 g ℓ-1 pada suhu 25oC dan
fluoridanya (LiF) 2,7 1 g ℓ-1 pada suhu 18oC adalah kurang dari
garam-garam natrium dan kalium padanannya dan dalam hal ini litium
menyerupai logam-logam alkali tanah.
Litium digunakan pada proses yang terjadi pada tungku peleburan logam,
digunakan untuk mengikat karbon dioksida dalam sistem ventilasi pesawat,
penyakit atau kapal selam, digunakan pada pembuatan bom hidrogen dan
litium karbonat digunakan pada proses perawatan penyakit atau gangguan
sejenis depresi.
Natrium (Na) merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak,
sangat reakstif dan merupakan logam yang lunak. Natrium dapat bereaksi
hebat dengan air yang memebentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen.
Unsur natrium di alam ditemukan dalam bentuk garam-garam mineral seperti
natrium klorida (NaCl), natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium sulfat
(Na2SO4). Untuk memperoleh natrium dapat dilakukan dengan elektrolisis
lelehan NaCl. Natrium pertama kali ditemukan oleh Humphry Davy pada
tahun 1807. Na mempunyai massa atom 11 dengan massa atom 22,98977 sma,
mempunyai titik lebur 371 K dan mempunyai struktur Kristal bcc. Natrium
memiliki beberapa kegunaan, diantaranya digunakan dalam proses pembuatan
TEL, sebagai bahan pembuatan alat pendingin reactor nuklir, sebagai
bumbu dapur (NaCl), Natrium Karbonat sebagai bahan dalam bumbu kue dan
masih banyak lagi.
Dalam pembuatan serat rayon yaitu dalam proses viskosa, selulosa kayu
murni dalam bentuk pulp dicampur dengan NaOH dan kemudian dengan CS2
membentuk Na xanto genat, yang berbentuk cairan kental yang disebut
viskosa. Untuk mendapatkan serat rayon, dengan mengalirkan viskosa ini
dalam larutan asam sulfat encer(120 g H2SO4/liter) maka akan didapat
serat rayon.
Kalium (K) yang terdapat di alam bersifat sedikit radioaktif karena
mengandung kira-kira 0,02% isotop radioaktif 40K dengan waktu paruh 1.3 x
109 tahun. Ternyata, proporsi radiasi yang cukup signifikan dihasilkan
oleh tubuh manusia berasal dari isotop 40K. Ekstraksi logam kalium dalam
sel elektrolitik akan sangat berbahaya karena sifatnya yang sangat
reaktif. Proses ekstraksi melibatkan reaksi logam natrium dengan lelehan
kalium klorida pada temperatur 850oC, menurut persamaan reaksi:
KCl(l) + Na(l) K(g) + NaCl(l)
Kesetimbangan reaksi tersebut sesungguhnya menggeser ke kiri pada
temperatur 850oC, kalium berupa gas (titik didih kalium 766 oC dan titik
didih natrium 890 oC). Oleh karena itu dngan prinsip Le
Chatelier, kesetimbangan reaksi dapat didorong ke kanan dengan memompa
gas kalium hasil yang berwarna hijau keluar dari sistem untuk kemudian
dipadatkan.
Rubidium (Rb) merupakan salah satu unsur logam alkali yang juga sangat
reaktif, berwana putih perak dan sangat lunak. Rubidium mudah bereaksi
dengan udara luar dan membentuk senyawa rubidium mirip dengan natrium
dan kalium. unsur rubidium banyak terdapat di alam dalam jumlah yang
kecil pada mineral-mineral tertentu yang biasanya bersastu dengan logam
alkali lainnya, selain itu unsur rubidium juga terdapat pada teh, kopi,
tembakau dan beberapa tumbuhan lainnya. Rubidium ditemukan oleh Robert
Bunsen dan Gustav Kirchhoff pada tahun 1861. Rubidium mempunyai massa
atom 85,4678 sma, jari-jari atomnya 2,48 dan mempunyai struktur Kristal
bcc. Rubidium dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa makhluk hidup
misalnya oleh tumbuhan, digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi
kimia dan digunakan sebagai sel foto listrik.
Cesium (Cs) merupakan salah satu unsur logam alkali yang aktif, berwana
putih dan lunak. Cesium banyak terdapat di alam pada lapisan-lapisan
batuan dan da,lam bentuk mineral seperti pollukx, lepidotite, carnallite
dan feldspar. Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses
elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk sianida atau melalui pemanasan
hidroksida atau karbonat magnesium dan aluminium. Cesium ditemukan
oleh Robert Wilhelm Bunsen dan Gustav Kirchhoff pada tahun 1860,
mempunyai massa atom 132,9054 sma dengan jari-jari atom 2,67, titik
didih 944 K dan titik lebur dengan 301,54 K serta memiliki strutur
Kristal sama dengan unsur alkali lainnya yaitu bcc. Cesium digunakan
untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa.
Yang terahir dari golongan alkali ialah Fransium (Fr) yang merupakan
unsur logam alkali yag bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya
sangat mirip dengan cesium. Fransium dihasilkan ketika unsur rsdioaktif
actinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut:
89Ac227 87Fr223 + 2He4
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang sangat
elektropositif dan merupakan unsur radioaktif alami yang
isotop-isotopnya mempunyai massa atom dalam rentang 204 sampai 224.
Fransium ditemukan oleh Marguerite Perey pada tahun 1939 dengan massa
atom 223 sma, titik didih 950 K dan memiliki titik lebur 300 K.
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas
(rapatan) relatif rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom
kecuali kalsium (Ca). ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat
daripada ikatan ikatan metalik logam alkali. Walaupun densitas naik
dengan naiknya nomor atom seperti halnya golngan alkali, titik leleh dan
entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja berbeda dengan golongan
alkali. Logam alkali tanah kurang reaktif artinya kurang elektropositif
daripada logam alkali, namun lebih reaktif disbanding logam-logam yang
lain. Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat osidasi +2 dan
senyawanya bersifat stabil, padatan bersifat ionik, tak berwarna kecuali
hadirnya anionic berwarna. Sebagian sifat kovalen dijumpai untuk
senyawa magnesium, terlebih-lebih senyawa berkelium didominasi oleh
ikatan kovalen.
Berkelium (Be) diperoleh dari mineral (Be3Al2(SiO3)6). Berkelium bebeda
dengan logam alkali tanah lainnya, karena Be dan senyawanya sangatlah
beracun sehingga memerlukan penanganan khusus. Berkelium merupakan
alkali tanah yang paling ringan biasanya digunakan dalam campuran
allois dengan Ni, Cu dan logam lainnya karena bisa meningkatkan kekuatan
logam dan melindungi dari korosi.
Magnesium (Mg) dapat dihasilkan dengan beberapa cara. Sumber yang
penting adalah batuan dolomite dan air laut yang mengandung 0,13% Mg.
pertama-tama dolomite dikalsinasi menjadi campuran CaO/MgO dari mana
kalsium akan dihasilkan dengan penukar ion menggunakan air laut.
Kesetimbangannya disukai karena kelarutan Mg(OH)2 lebih rendah daripada
Ca(OH)2. Magnesium berwrna putih keabu-abuan dan memounyai permukaan
pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air meskipun
kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam. Meskipun
demikian ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium digunakan dalam
aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan pereaksi Grignard dengan
interaksinya terhadap alkali atau aril halida dsalam larutan encer.
Kalsium (Ca) merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah
ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan
air dan membentuk kalsium hidrogsida dan hidrogen. Di alam kalsium
ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3)
dalam batu kalsit, pualam dan batu kapur. Kalsium sulfat (CaSO4) dalam
batu pualam putih atau Gypsum, kalsium fluorida (CaF2) dalam Florit
setra kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) dalam batuan fosfat dan silikat. Ca
digunakan dalam pembuatan kapur, semen dan mortar serta dapat digunakan
untuk membuat gigi dan tulang atau rangka tiruan.
Stronsium (Sr) merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah
ditempa, mudah dibentuk dan berwarna putih perak ketika baru dipotong.
Stronsium dapat segera teroksidasi di udara luar dan bereaksi dengan air
membebtuk stronsium hidroksida dan gas hidrogen. Di alam stronsium
tidak pernah ditemukan dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk senyawa
Strontianit (SrCO3) dan Selestit (SrSO4). Sedangkan dalam laboratorium
dapat dibuat melalui elektrolisis senyawa-senyawa karbonat, sulfat atau
klorida dari stronsium. Stronsium (Sr) digunakan pada pembuatan kembang
api, petasan dan lampu jalan kereta api, digunakan pada pembuatan gula
pasir dan isotop stronsium-85 digunakan untuk mendeteksi kanker tulang.
Barium (Ba) merupakan unsur logam alkali tanah yang lunak, sangat
reaktif dan mempunyai warna putih perak. Unsur barium bereaksi secara
dahsyat dengan air dan mudah rusak (berkarat) dalam udara yang basah
karena sangat reaktif, barium di alam hanya terdapat dalam bentuk
senyawa seperti barium sulfat (BaSO4) dan barium karbonat (BaCO3). Logam
ini digukan untuk pelapis konduktor listrik.
Radium (Ra) merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, berwarna
putih perak dan merupakan unsur yang bersifat radioaktif. Unsur radium
terdapat dalam jumlah sedikit di alam dan terdapat bersama-sama dengan
biji uranium. Radiasi dari radium (Ra) berbahaya bagi makhluk hidup
karena dapat membunuh sel-sel makhluk hidup termasuk manusia. Unsur ini
digunakan dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pengobatan beberapa
penyakit kanker.
Pengaruh penambahan natrium karbonat dan PAC dalam larutan garam telah
diinvestigasi. Proses pemurnian ini dilakukan dengan proses pengendapan
impuritas yang terkandung dalam larutan garam. Sedangkan analisanya
dilakukan dengan metode titrasi. Hasil menunjukkan bahwa dengan
penambahan natrium karbonat 3 ml dapat diperoleh kadar ion Ca2+ paling
rendah. Penambahan PAC tidak memberikan pengaruh yang cukup berarti
dalam penghilangan ion kalsium dalam larutan garam. Dalam proses analisa
sebaiknya digunakan buret dengan ketelitian tinggi agar penentuan TAT
lebih akurat sehingga diperoleh kadar ion kalsium yang tersisa dalam
larutan garam sesuai dengan kadar yang sebenarnya.
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai
industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium
Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk
utama dari industri
ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak
dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas,
tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air limbah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : senin/10 April 2011
Pukul : 08.00 – 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Anorganik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu:
a. Gelas kimia 250 mL 1 buah
b. Pembakar bunsen 1 buah
c. Awat nitrom 1 buah
d. Botol semprot 1 buah
e. Tabung reaksi 9 buah
f. Pipet skala 2 mL 4 buah
g. Pipet tetes 3 buah
h. Rak tabung reaksi 1 buah
i. Korek 1 buah
2. Bahan
Adapu bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a. Aquadest
b. Larutan BaCl2 0,01 N
c. Larutan CaCl2 0,01 N
d. Larutan HCl 10 %
e. Larutan MgCl2 0,01 N
f. Larutan NaCl 0,05 M
g. Larutan Na2CO3 0,01 N
h. Larutan NaOH 1 N
i. Larutan Na2SO4 0,01 N
j. Larutan SrCl2 0,01 M
k. BaCl2 (s) 10 gram
l. CaCl2 (s) 10 gram
m. NaCl (s) 10 gram
n. SrCl2 (s) 10 gram
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:.
1. Uji nyala
Membersihkan kawat platina dengan cara mencelupkan ke dalam HCl 10%,
kemudian panaskan kawat tersebut kedalam nyala. Mengulangi ini sampai
tidak meghasilkan warna lain (kawat yang bersih mengubah warna).
Kemudian celupkan kawat ke dalam larutan uji dan mengamati warna yang
dihasilkan.
2. Uji kelarutan logam alkali dan alkali tanah
a. Memasukkan 1 mL larutan MgCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 N dan mengamati
kelarutannya.
b. Memasukkan 1 mL larutan MgCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2SO4 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
c. Memasukkan 1 mL larutan MgCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2CO3 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
d. Memasukkan 1 mL larutan CaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 N dan mengamati
kelarutannya.
e. Memasukkan 1 mL larutan CaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2SO4 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
f. Memasukkan 1 mL larutan CaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2CO3 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
g. Memasukkan 1 mL larutan SrCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 N dan mengamati
kelarutannya.
h. Memasukkan 1 mL larutan SrCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2SO4 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
i. Memasukkan 1 mL larutan SrCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2CO3 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
j. Memasukkan 1 mL larutan BaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 N dan mengamati
kelarutannya.
k. Memasukkan 1 mL larutan BaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2SO4 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
l. Memasukkan 1 mL larutan BaCl2 0,01 N ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan tetes demi tetes larutan Na2CO3 0,01 N dan mengamati
kelarutannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Uji nyala
No. Reagen Warna
1. NaCl Kuning
2. BaCl2 Hijau
3. MgCl2 Putih
4. CaCl2 Jingga
5. SrCl2 Merah
2. Uji kelarutan
logam Reaksi
Na2SO4 0,01 M NaOH 0,1 N Na2CO3
Mg2+ Mudah larut Sukar larut Mudah larut
Ca2+ Mudah larut Sedikit larut Mudah larut
Sr2+ Sedikit larut Mudah larut Sedikit larut
Ba2+ Sukar larut Mudah larut Sukar larut
B. Reaksi
1. Uji nyala
BaCl2 (l) + O2 → BaO2(s) + Cl2 (g)
NaCl (l) + O2 → NaO(s) + Cl2 (g)
SrCl2 (l) + O2 → SrO2(s) + Cl2 (g)
CaCl2 (l) + O2 → CaO2(s) + Cl2 (g)
MgCl2 (l) + O2 → MgO2(s) + Cl2 (g)
2. Uji kelarutan alkali dan alkali tanah
MgCl2 (l) + 2NaOH(l) → Ba(OH)2(l) + 2 NaCl (l)
CaCl2 (l) + 2NaOH(l) → Ba(OH)2(l) + 2 NaCl (l)
SrCl2 (l) + 2NaOH(l) → Ba(OH)2(l) + 2 NaCl (l)
BaCl2 (l) + 2NaOH(l) → Ba(OH)2(l) + 2 NaCl (l)
MgCl2 (l) + Na2SO4(l) → MgSO4(l) + 2 NaCl (l)
CaCl2 (l) + Na2SO4(l) → CaSO4(l) + 2 NaCl (l)
SrCl2 (l) + Na2SO4(l) → SrSO4(l) + 2 NaCl (l)
BaCl2 (l) + Na2SO4(l) → BaSO4(l) + 2 NaCl (l)
MgCl2 (l) + Na2CO3(l) → MgCO3(l) + 2 NaCl (l)
CaCl2 (l) + Na2CO3(l) → CaCO3(l) + 2 NaCl (l)
SrCl2 (l) + Na2CO3(l) → SrCO3(l) + 2 NaCl (l)
BaCl2 (l) + Na2CO3(l) → BaCO3(l) + 2 NaCl (l)
C. Pembahasan
Laogam alkali merupakan golongan IA pada unsur periodik yang terletak
pada lajur paling kiriyaitu pada grup 1. Unsur-unsur golongan alkali
(IA) terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb),
Cesium (Cs) dan Fransium (Fr) dan golongan IIA terdiridari Berilium
(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba) dan
Radium (Ra).
Dalam sistem analisa biasanya dilakukan terlebih dahulu uji kualitatif,
yang akan memberi informasi tentang keberadaan logam tersebut. Dimana
setiap logam bila terkena nyala oksidasi maka elektron valensi logam
akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Dan pada saat elektron
kembali ketingkat energi dasarnya maka akan memancarkan cahaya. Cahaya
ini akan identik untuk setiap logam karena elektron valensinya berbeda.
Uji nyala inilah yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion
logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Untuk
senyawa-senyawa golongan I, uji nyala biasanya merupakan cara yang
paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam
senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini menyerap sejumlah energi
mengakibatkan elektron mengalami eksitasi, pada saat elektron kembali
ke tingkat energi dasar elektron akan melepaskan energi berupa cahaya,
dan cahaya inilah yang dapat terlihat pada saat uji nyala. Hanya uji
nyala yang diamati tidak terlalu kelihatan sebab, sampel yang diperiksa
mempunyai konsentrasi yang sangat rendah. Dan tidak berada dalam logam
murninya.
Pada percobaan ini, dimana bertujuan untuk mengetahui sifat kelarutan
dari logam alkali dan alkali tanah serta warna nyala yang dihasilkan.
Hal pertama yang dilakukan yaitu melakukan uji nyala larutan yang
digunakan yaitu NaCl dengan warna yang dihasilkan yaitu kuning hal ini
dibuktikan oleh teori yang menyatakan bahwa api yang tidak cemerlang
akan diwarnai kuning kuat oleh garam natrium, NaCl akan terurai menjadi
Na+ dan Cl-. BaCl2 menghasilkan warna hijau, MgCl2 meghasilkan warna
yaitu putih, CaCl2 menghasilkan warna jingga dan warna merah yang
dihasilkan oleh SrCl2. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa dari hasil emisi akan menghasilkan warna yang berbeda sesuai
dengan panjang gelombang suatu logam.
Pada uji kelarutan logam alkali dan alkali tanah, dimana larutan yang
akan diuji yaitu Mg2+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+ yang kemudian dilarutkan
dengan menggunakan larutan NaOH, Na2SO4 dan Na2CO3. Mg2+, Ca2+, Sr2+,
dan Ba2+ yang dilarutkan dengan larutan NaOH diperoleh hasil yaitu
sukar larut, sedikit larut, mudaht larut dan mudah larut. Pada larutan
Na2SO4 berturut-turut diperoleh hasil yaitu mudah larut, mudah larut,
sedikit larut dan sukara larut. Sedangkan pada larutan Na2CO3 hasilnya
yaitu mudah larut, mudah larut, sedikit larut dan sukar larut. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelarutan
alkali dan alkali tanah dalam NaOH (basa bertambah besar dengan
bertambahnya nomor atom sedangkan kelarutan Na2SO4 dan Na2CO3 berkurang
dengan bertambahnya nomor atom.
Dari hasil uji kelarutan yang diuji yaitu Mg2+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+
yang kemudian dilarutkan dengan menggunakan larutan NaOH, Na2SO4 dan
Na2CO3, menghasilkan kelarutan yang berbeda-beda. Dari hasil pengamatan
yang diperoleh maka dapat dijelaskan bahwa kelarutan dipengaruhi oleh
sifat fisika dan sifat kimia suatu logam termasuk kereaktifan suatu
logam itu sendiri. Dimana kelarutan garam-garam alkali sulfat akan lebih
kecil sehingga sangat mudah jenuh ataupun mengendap.
Adapun bahan lain yang digunakan yaitu larutan HCl 10% yang digunakan
untuk mencelupkan kawat nitrom sebelum dicelupkan pada sampel yang akan
diuji warna nyalanya, tujuannya agar kawat tersebut bersih dari
sisa-sisa zat yang menempel dan dapat mempengaruhi warna nyala yang
terjadi pada saat pembakaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini ialah:
1. Pada uji kelarutan logam alkali dan alkali tanah dengan melakukan
penambahan larutan NaOH, larutan Na2SO4 dan Na2CO3 menghasilkan
kelarutan yang berbeda-beda.
2. Pada uji nyala logam alkali tanah yang dicelupkan ke dalam larutan
HCl pekat kemudian mencelupkan ke dalam larutan uji dan memanaskan dalam
nyala api, menghasilkan warna nyala yang berbeda pula yang menunjukkan
karakteristik dari setiap logam.
B. Saran
Adapun saran dari praktikan yaitu sebaiknya larutan yang akan digunakan
dalam percobaan ini diperbanyak seperti SrCl2 agar diketahui hasil yang
diperoleh setelah ditambahkan dengan Na2CO3.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment