Unsur Cobalt (Co)
Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27 dengan berat atom sebesar 58,933200. Cobalt merupakan unsur transisi yang terletak pada golongan 9 pada periode keempat. Menurut aturan Aufbau Cobalt mempunyai konfigurasi 1s2, 2s2, sp6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d7 atau bisa disingkat [Ar], 3d7, 4s2. Cobalt merupakan logam metalik yang berwarna sedikit berkilauan dan keabu-abuan.
Cobalt selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa juga dengan arsen. Sumber utama cobalt adalah speisses, yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, Pb. Cobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral encer.
- Sejarah
Logam Cobalt baru mulai digunakan pada abad 20, namun bijih Cobalt sesungguhnya telah digunakan ribuan tahun sebelumnya sebagai pewarna biru pada gelas maupun berbagai perkakas dapur. Sumber warna biru pada Cobalt dikenali pertama kali oleh G. Brandt (ahli kimia Swedia) pada tahun 1735 yang mengisolasi logam tak murni yang diberi nama Cobalt rex. Pada tahun 1780, T.O. Bergman menunjukan bahwa Cobalt rex adalah unsur baru yang kemudian diberi nama turunan dari kata kohold (bahasa Jerman) yang artinya globin atau roh hantu
Cobalt terdapat dalam mineral Cobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.
Pada 1735, seorang ilmuwan Swedia, George Brandt, menunjukkan bahwa warna biru pada kaca berwarna disebabkan adanya unsur baru bernama Cobalt. Sedangkan radioaktif Cobalt-60 ditemukan oleh Glenn T Seaborg dan Fohn livingood dari University of California Berkeley pada akhir 1930-an.
- Sifat-sifat Cobalt
Sifat Fisika logam Cobalt :
- Logam keras, berwarna abu–abu dan sedikit berkilauan (metalik)
- Sedikit magnetis
- Bersifat rapuh
- Menyerupai penampakan besi dan nikel
- Cenderung terdapat sebagai campuran dua allotrop pada kisaran suhu yang sangat tinggi
- Cobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi
- Melebur pada suhu 14900C dan mendidih pada suhu 35200C
- Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5.
Sifat Kimia logam Cobalt :
- Bereaksi lambat dengan asam encer menghasilkan ion dengan biloks +2
- Pelarutan dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida, reaksi yang terjadi adalah :
Co + 2H+ → Co2+ + H2
3Co + 2HNO3 + 6H+ → 3Co2+ + 2NO + 4H2O
- Kurang reaktif
- Dapat membentuk senyawa kompleks
- Senyawanya umumnya berwarna
- Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
- Senyawa–senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru.
- Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks–kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan
- Kompleks-kompleks Co(II) dapat dioksidasi menjadi kompleks–kompleks Co(III)
- Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
- Tahan korosi
- Sumber-sumber Cobalt
Cobalt terdapat dalam mineral cobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping produksi. Cobalt juga terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral Cobalt yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya Cobalt dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya. Mineral Cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), Cobalttite (CoAsS) dan Lemacite (Co3S4). Sumber utama Cobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam pelebura bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
- Stabilitas Ion Cobalt
Stabilitas dari ion Cobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidasi tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat oksidasi II relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret unsur periode pertama, Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari ion cobalt adalah V dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion cobalt (III) banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion cobalt (I) biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor.
Co(+II) merupakan tingkat oksidasi Co yang stabil dalam persenwaannya di alam, tetapi dalam persenyawannya Co(+III) tidaklah sestabil Co(+II). Namun pada senyawa kompleks, kompleks Co (+III) lebih stabil dari pada kompleks Co (+II), hal ini dikarena-kan Kation Co2+ dengan anion seperti Cl- , Br- , SO42-, CO32-, dan NO32- akan membentuk persenyawaan dalam bentuk garam-garam dari asam yang umumnya larut dalam air. Selain itu juga terdapat CoO, Co(OH)2 dan CoS yang juga senyawa yang cukup stabil, dalam arti senyawa – senyawa tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk tereduksi serta tahan terhadap oksidasi karena hara potensialnya yang negative.
Co2+ → Co3+ + e- E0Co3+/Co2+ = - 1,84 V
- E0Co3+/Co2+ = - 1,84 V
- E0Co2+/Co = + 0,28 V
Berdasarkan harga potensial tersebut, Co3+ akan lebih mudah mengalami reduksi. Sehingga seringkali disebutkan bahwa garam kobaltik sederhana Co(+III) merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Maka dikatakan persenyawaan Co2+ lebih stabil dibandingkan Co3+.
Jika pada persenyawaan biasa (misalnya kovalen atau ionik diatas) Co2+ lebih stabil dibandingkan Co3+, maka akan berlaku sebaliknya pada persenyawaan kompleks kedua tingkat oksidasi Co tersebut. Yaitu, kompleks Co3+ akan lebih stabil dibanding dengan kompleks Co2+. Sebagian besar kompleks kobalt dengan kedua tingkat oksidasi tersebut merupakan kompleks oktahedral low spin. Gambaran splitting orbital d dari kompleks tersebut sebagai berikut :
Sebagai contoh kompleks Co oktahedral adalah [CoII(CN)6]4-. Co2+ kompleks octahedral low spin akan mempunyai konfigurasi elektron t2g6 eg1, karena ligan CN merupakan π akseptor maka ia akan menerima elektron dari logam melalui π-back bonding. Sehingga o akan semakin besar, dan eg akan semakin jauh serta memiliki energi yang tinggi. Pada kompleks Co3+ dengan konfigurasi d6, orbital eg tidak terisi elektron sehingga kompleks yang terbentuk akan stabil. Namun kompleks Co2+ dengan konfigurasi d7, orbital eg akan terisi 1 elektron, sehingga kompleks yang terbentuk akan sangat tidak stabil dan cenderung untuk melepaskan 1 elektron pada orbital eg tersebut (kompleks Co2+ tersebut akan mudah oksidasi).
Jika ditinjau dari energi penstabilan medan ligannya, kan didapatkan bahwa kompleks Co3+ dengan konfigurasi d6 mempunyai LSFE sebesar . Sedangkan kompleks Co2+ dengan konfigurasi d7 mempunyai LSFE sebesar. Dengan kata lain energi stabilisasi medan ligan dari kompleks (LSFE) Co3+ dengan konfigurasi d6 low spin akan lebih besar dibanding LSFE kompleks Co2+ dengan konfigurasi d7 low spin. Sehingga dalam senyawa kompleks (khususnya kompleks dengan struktur oktahedral) Co3+ akan lebih stabil dibandingkan Co2+.
- Keberadaan Cobalt di alam
Di alam, cobalt terdapat dilapisan kerak bumi yaitu sekitar 0,004% dari berat kerak bumi atau sekitar 30 ppm dari kerak bumi. Terdapat banyak bijih logam yang mengandung cobalt (mineral cobalt), diantaranya yang dikomersilkan yaitu cobaltite (CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linneaite (CO3S2). Persenyawaan cobalt yang terdapat di alam selalu ditemukan dengan bijih logam nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga serta bijih timbal. Negara – negara yang secara komersil memproduksi logam murni kobalt dari mineralnya di alam antara lain : Zaire (32,5%), Zambia(16%), Australia (11%), USSR (10%) dan kanada (9%).
Kobalt dengan tingkat oksidasi rendah (-1,0,+1) hanya terdapat sedikit di alam, yaitu pada beberapa senyawa kompleks kobalt yang mengandung ligan dengan ikatan π, misalnya CO, NO dan juga CN. Dengan tingkat oksidasi (-1) terdapat pada kompleks tetrahedral [Co(CO)4]- dan [Co(CO)3NO]. Co2(CO)8 merupakan kompleks kobalt dengan tingkat oksidasi 0, K4[Co(CN)4] dan [Co(PMe3)4] juga merupakan kompleks Co dengan tingkat oksidasi nol. Co(CNPh)5ClO4 merupakan kompleks kobalt dengan muatan +1. Kompleks kobalt dengan tingkat oksidasi rendah hanya terjadi dengan ligan-ligan yang kuat dan mempunyai ikatan π seperti CO, NO dan juga CN, karena ligan-ligan tersebut cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya pasangan spin pada atom pusat kobalt sehingga tidak terjadi eksitasi elektron keluar orbital yang menyebabkan atom kobalt mempunyai tingkat oksidasi yang lebih tinggi. Struktur Co2(CO)8, terdapat 2 isomer di alam :
- Cara Mendapatkan Cobalt Murni dari Mineralnya
Secara umum untuk mendapatkan kobalt murni dilakukan reduksi termal terhadap Co3O4 dengan menggunakan logam Aluminium. Namun untuk mendapatkan kobalt oksida itu sendiri sebelumnya dilakukan beberapa tahapan proses, baik untuk memisahkan pengotor-pengotornya maupun logam lain yang biasanya terdapat dengan persenyawaan kobalt di alam. Proses mendapatkan kobalt murni (Gould,1955):
- Isotop Cobalt
Cobalt-60 (60Co) adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar (radiasi energi tinggi). Cobalt-60, adalah isotop buatan, sebagai sumber sinar gamma yang penting dan digunakan secara luas sebagai zat pencari jejak dan zat radioterapi. Sumber cobalt tunggal cobalt-60 berharga dari $1 hingga $10 per curie, tergantung pada kuantitas dan aktivitas jenis.
- Kesenyawaan Cobalt
- Oksida
Cobalt (II) Oksida merupakan senyawa padatan berwarna hijau dibuat melalui pemanasan Cobalt (II) karbonat atau nitrat pada suhu 11000C. Reaksi ini harus dilakukan dalam ruang bebas oksigen, reaksinya sebagai berikut :
CoCO3 → CoO + CO2
2Co(NO3)2 → 2CoO + 4NO2 +O2
Cobalt(II) Oksida mempunyai struktur NaCl. Pada pemanasan 400–5000C dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4. Beberapa oksida lain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan oksoCobalttat (II) merah Na10[Co4O9].
- Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor berwarna biru terang. Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada Cobalt halida pada temperatur 300 – 4000C menghasilkan Cobalt (III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap yang umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt (III) flourida dapat direduksi oleh air. Senyawa yang sederhana misalnya CoF3 yang berupa padatan coklat mudah bereaksi dengan air menghasilkan oksigen.
- Sulfida
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS berwarna hitam. Reaksinya sebagai berikut :
Co2+ + H2S → CoS + 2H+
- Garam
Bentuk garam Cobalt (II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua garam hidrat Cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang merupakan ion terkoordinasi oktahedral.
Cobalt(II) hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk garam Cobalt (III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3. 5H2O dan hidrat sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O.
- Kegunaan Cobalt dan Senyawanya
- Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Alnico, yaitu suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan pada mesin jet dan turbin gas mesin atau motor.
- Alloy stellit, mengandung cobalt, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan dengan kecepatan tinggi.
- Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit.
- Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin pancaran.
- Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan perlawanan ke oksidasi.
- Digunakan untuk produksi warna biru brilian yang permanen untuk porselin, gelas atau kaca, pot, keramik dan lapis email gigi
- Logam cobalt mempunyai kekuatan magnetis yang sering digunakan di berbagai sektor industri. Contohnya untuk bahan magnit pada loudspeaker atau mikrofon serta bahan baja tahan karat dan baja magnit.
- Larutan cobalt klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobal digunakan secara hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, nitrat karena telah ditemukan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral tertentu pada binatang.
- Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai suatu sumber sinar penting, dan secara ekstensif digunakan sebagai agen radiotherapeutic. Cobalt-60 dapat memancarkan sinar gamma yang mampu membunuh virus, bakteri, dan mikroorganisme patogen lainnya tanpa merusak produk. Cobalt-60 digunakan untuk mengiradiasi sel kanker. Dengan dosis radiasi tertentu yang terkendali, maka sel kanker akan terbunuh, sedangkan sel normal tidak akan terpengaruh dan akan bertahan terhadap radiasi.
- Digunakan sebagai campuran pigmen cat.
- Tanah yang layak mengandung hanya 0.13-0.30 ppm cobalt untuk makanan binatang.
- Kesimpulan
Di alam, cobalt terdapat dilapisan kerak bumi yaitu sekitar 0,004% dari lapisan kerak bumi atau sekitar 30 ppm dari berat permukaan kerak bumi. Bijih logam yang mengandung cobalt di alam, diantaranya cobaltite (CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linneaite (CO3S2). Persenyawaan cobalt yang terdapat di alam selalu ditemukan dengan bijih logam nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga serta bijih timbal. Secara umum untuk mendapatkan cobalt murni dilakukan reduksi termal terhadap Co3O4 dengan menggunakan logam Aluminium. Namun untuk mendapatkan cobalt oksida itu sendiri sebelumnya dilakukan beberapa tahapan proses, baik untuk memisahkan pengotor-pengotornya maupun logam lain yang biasanya terdapat dengan persenyawaan cobalt di alam. Cobalt dengan tingkat oksidasi rendah (-1,0,+1) hanya terdapat sedikit, yaitu pada beberapa senyawa kompleks cobalt yang mengandung ligan dengan ikatan π, misalnya CO, NO dan juga CN. Pada persenyawaan biasa (misalnya kovalen atau ionic diatas) Co2+ lebih stabil dibandingkan Co3+, maka akan berlaku sebaliknya pada persenyawaan kompleks kedua tingkat oksidasi Co tersebut. Karena pada persenyawaannya Co3+ akan cenderung tereduksi menjadi Co2+ karena E0 Co3+/Co2+ yang negatif (kecil). Pada kompleks LSFE Co3+ lebih besar dibanding Co2+ yang akan menyebabkan kompleks Co3+ akan lebih stabil daripada Co2+. Secara garis besar kobalt baik dalam persenyawaan maupun logamnya biasanya digunakan sebagai pewarna, magnet, keramik, alloy magnetik, campuran baja, peralatan gelas, katalis pada industri kimia maupun petroleum, serta radio terapi.
DAFTAR RUJUKAN
Annadenina. 2010. Cobaltku. (http://annadenina.wordpress.com/2010/08/14/cobalt-ku/, diakses : 17 November 2011)
Anonim. 2011. Kegunaan Cobalt. (http://mafiki.com/informasi-kegunaan-cobalt, diakses :17 November 2011)
Bagus Edi Anggianto. 2011. Kobalt. (http://bagus-edi-anggianto.blogspot.com/2011/08/seputar-cobalt-kobalt-dan-paduannya.html, diakses : 17 November 2011)
0 komentar:
Post a Comment